Jumat, 11 Januari 2013

Masalah Sosial dikalangan remaja, "BULLYING"

Diposting oleh Unknown di 06.49
Bullying sudah merasuk kedalam pergaulan di masyarakat dan menjadi "SISTEM" yang tidak benar dengan sendirinya. Tindakan Bullying bisa dilakukan melalui kata- kata maupun melalui kontak fisik dan tentunya hal itu menjerumus ke arah kekerasan. Bullying secara fisik tidak hanya terjadi di kalangan mahasiswa maupun siswa SMA , seperti yang dulu pernah kita dengar tentang berita tindak kekerasan di salah satu institut maupun di salah satu SMA favorit, tetapi hal ini bahkan sudah terjadi di kalangan murid SMP maupun SD jika kita mau telusuri lebih lanjut. Padahal pada kisaran usia mereka, seharusnya mereka belajar dan mendapat nilai moral yang baik dari sekitarnya , bukan menerima tindakan/sikap yang tidak seharusnya dari lingkungan sosial mereka karena hal ini akan berpengaruh kedepannya. Jika saat kecil ia mendapat tindakan bullying dan hal itu tidak segera diatasi, kedepannya anak tersebut berpotensi untuk menjadi pelaku bullying karena adanya niat untuk membalas perilaku yang dulu ia terima atau bisa jadi hal itu menjadi trauma dan tentunya akan berpengaruh terhadap karakternya dan cara ia bersikap terhadap orang disekitarnya. Bullying dapat terjadi di mana saja, sekolah, universitas, rumah, tempat kerja, dsb. Namun pusat perhatian terbesar adalah di lingkungan pendidikan

Sekolah merupakan tempat menuntut ilmu dan sosialisasi. Di sekolah, setiap murid akan menghadapi teman-teman yang sebaya, lebih muda, dan teman yg lebih tua. Sekolah merupakan tempat terjadinya sosialisasi antarindividu dengan individu lainnya. Akan tetapi, dalam sosialisasi, kebanyakan dari mereka belum dapat memahami temannya satu sama lain, sehingga timbullah kesalahpahaman satu sama lain yang lalu diiringi denagn perkelahian, intimidasi, pemalakan, pengucilan, dan lainnya. Hal yang seharusnya tidak terjadi di kalangan pelajar kini menjadi tradisi yang biasanya dilakukan senior kepada junior. Fenomena ini dapat disebut Bullying, yakni kekerasan yang dilakukan senior kepada junior. Hal seperti ini sering kali dibiarkan, dan ujung-ujungnya "diwariskan" ke tahun-tahun berikutnya, dan menjadi sebuah "siklus"

Bullying tidak hanya terjadi antara senior maupun Junior, Bullying juga dapat terjadi di kalangan mereka yang sebaya seperti penjulukan, ejekan berulang, sebutan rasis, ancaman. Sering kita mendengar para pelajar memanggil teman mereka dengan sebutan yang "akrab" tetapi jarang kita tanya balik apakah dia senang dengan pangiilan itu, hal ini bisa merupakan tindakan Bullying secara verbal/ kata- kata. Sebagian orang tidak suka dipanggil dengan julukan yang merujuk ke fisik seperti ukuran badan, warna kulit, suku, nama orangtua,dan yang lainnya. Bahkan seiring berkembangnya teknologi, muncullah istilah CYBER BULLYING : pesan negatif lewat sms, media sosial, voice mail, ancaman telepon. Sedangkan contoh bullying yang tidak langsung : penyebaran fitnah/ rumor, gesture yang meremehkan, tatapan sinis, dan mengatakan petisi kebencian.


Bagaimana ciri-cirinya dari tindakan Bullying?

Beberapa korban bullying memiliki karakter yang berbeda dengan yang lainnya, seperti selalu cemas, tidak percaya diri, dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang kurang. Dan si pelaku bullying biasanya memiliki karakter merasa paling hebat dan overactive. Bagi seseorang yang tak kuat lagi menagalami bullying, mereka akan mengalami gangguan psikologis (stress).
Dari beberapa penelitian sebelumnya, juga ditemukan perbedaan umur dan gender yang dapat mempengaruhi perilaku bullying. Pada usia 15 tahun, anak laki-laki ditemukan lebih cenderung mem-bully dengan kontak fisik langsung, sementara anak perempuan lebih cenderung mem-bully dengan perilaku tidak langsung. Namun tidak ditemukan perbedaan dalam kecenderungan melakukan bullying verbal langsung.

Dampak dari Bullying

1. Salah satu dampak dari bullying yang paling jelas terlihat adalah kesehatan fisik. Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada. Bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi di IPDN, dampak fisik ini bisa mengakibatkan kematian.

2. Terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah.

3. Timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic stress disorder)bahkan depresi dan berkeinginan untuk bunuh diri dengan menyilet-nyilet tangannya sendiri

4. Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial

5. Rusaknya nilai kemasyarakatan yang ada kedepannya

Setelah mengetahui tentang bullying, sudah seharusnya kita hilangkan hal tersebut, jangan mau menjadi korban, terlebih lagi menjadi pelaku, dan juga jangan hanya menjadi penonton ketika ada orang sekitar kita yang menjadi korban bullying. disinilah pentingnya peran guru pembimbing/konselor jika ada siswa-siswinya yang menjadi pelaku bullying atau korban bullying untuk dikonseli dan diberi bimbingan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

welcome to my blog ^^ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea